Kabareditorial.com, Makassar — Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) terus menunjukkan perbaikan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan III 2024 mencapai 5,08% (YoY), meningkat dari 4,98% pada triwulan sebelumnya.
Hal ini menempatkan Sulsel sebagai salah satu dari sepuluh daerah dengan perekonomian terbesar di Indonesia.
Kepala Perwakilan BI Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda mengatakan, pertumbuhan ini didukung sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Produksi padi meningkat tajam berkat cuaca yang kondusif, sementara sektor perdagangan tumbuh pesat karena aktivitas masyarakat menjelang Pilkada.
“Produksi padi Sulsel hingga triwulan III 2024 tercatat mencapai 1,629 juta ton gabah kering giling (GKG), naik dari 1,561 juta ton pada periode yang sama tahun lalu,” kata Rizki dalam Sulsel Talk TW III 2024 di KPw BI Sulsel, Selasa (10/12/2024).
Pada sisi inflasi, November 2024 mencatat kenaikan tipis dari 0,15% menjadi 0,17% secara bulanan (month-to-month/mtm). Meski demikian, angka ini masih di bawah target indikatif 0,29%. Secara tahunan (YoY), inflasi tercatat 1,38%, jauh di bawah target 3,21%.
“Sementara itu, pertumbuhan kredit di Sulsel diproyeksikan meningkat hingga 11-13% pada 2025. Hal ini didukung oleh digitalisasi ekonomi yang pesat, termasuk pertumbuhan signifikan transaksi e-commerce dan perbankan digital,” tambahnya.
Tahun depan, ekonomi Sulsel diprediksi tumbuh lebih kuat, di rentang 4,8-5,6%. Bank Indonesia memproyeksikan inflasi akan terkendali pada kisaran 2,5% ± 1%.
Beberapa faktor pendukung meliputi investasi yang membaik, optimalisasi produksi pertanian, dan pengendalian inflasi daerah melalui sinergi antarstakeholder.
“Program unggulan seperti bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta dukungan program benih mandiri diprediksi akan terus mendorong sektor agrikultur,” tambah Rizki.
Dalam bidang infrastruktur, proyek strategis seperti Tol Trans Sulawesi dan Kereta Api Makassar-Parepare diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan menurunkan biaya logistik.
Para ahli dan pengusaha yang tergabung dalam forum diskusi memberikan beberapa rekomendasi kebijakan, antara lain optimalisasi lahan tidur untuk pertanian guna mengurangi alih fungsi lahan.
Selain itu, peningkatan teknologi cold storage untuk meningkatkan kualitas produk ekspor perikanan. Hingga digitalisasi UMKM untuk memperluas akses pasar.