

Kabareditorial.com, Makassar — Di balik dinding Baruga Phinisi Bank Indonesia (BI) Sulsel yang megah, sebuah pertemuan bersejarah tengah berlangsung. Ruangan yang biasanya hening itu kini dipenuhi suara-suara optimis para pemimpin daerah dan regulator ekonomi.
Mereka berkumpul dengan satu visi. Mengubah wajah ekonomi Sulawesi Selatan melalui revolusi sektor perikanan dan peternakan.
“Bayangkan, setiap nelayan kita bisa bertransaksi digital, setiap produk perikanan kita bisa tembus pasar internasional,” ucap Ricky Satria, Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel.
Ia memimpin rapat koordinasi perdana yang menyatukan berbagai pemangku kepentingan, dari OJK hingga Dinas Pertanian dan Peternakan se-Sulsel.
Membuka Katup Potensi Kelautan
Pertemuan ini bukanlah sekadar ritual birokrasi. Di dalamnya tersemat mimpi besar untuk mengubah cara pandang terhadap sektor perikanan.
“Kita tidak bisa lagi berpikir tradisional. Era digital membuka peluang tak terbatas,” tambah Ricky sambil menjelaskan rencana implementasi QRIS dan mobile banking untuk para nelayan.
Supendi, Kepala Kanwil DJPb Kemenkeu, menguatkan optimisme ini dengan membuka pintu dukungan finansial.
“Dana Alokasi Khusus dan KUR siap mengalir untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan,” tegasnya.
Namun, ia mengingatkan pentingnya data yang akurat dalam perencanaan.
Inovasi yang Membebaskan
Di tengah diskusi yang mengalir, Kepala OJK Sulselbar, Darwisman mengangkat isu krusial. Pembebasan masyarakat pesisir dari jerat rentenir. Program PHINISI menjadi jawaban, menawarkan akses keuangan yang lebih adil dan manusiawi.
“Ini bukan sekadar tentang modal,” ujar Fuad Zaen dari LPS III Sulsel.
“Ini tentang mengubah mindset masyarakat agar lebih melek finansial.” Ia memaparkan strategi penguatan literasi keuangan yang akan menjangkau hingga ke pelosok pesisir.
Masa Depan yang Berkelanjutan
Muhammad Ilyas, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, membawa kabar menggembirakan.
“Rumput laut dan teripang pasir kita sedang naik daun di pasar global,” ungkapnya.
Namun, ia mengingatkan pentingnya keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian laut.
Forum ini bukan hanya menghasilkan wacana. Kesepakatan konkret telah dicapai untuk menggelar pertemuan rutin, memantau kemajuan, dan memastikan setiap rekomendasi terealisasi. Tahun 2025 akan menjadi titik awal pilot project yang ambisius.
Epilog: Metamorfosis Ekonomi Pesisir
Seperti ombak yang tak pernah lelah menyapa pantai, semangat pembaharuan ekonomi Sulsel terus bergelora. Melalui sinergi yang solid antara pemerintah, regulator, dan swasta, mimpi tentang kesejahteraan masyarakat pesisir kini semakin dekat dengan kenyataan.
Pertemuan di Baruga Phinisi itu mungkin telah usai, tetapi jejaknya akan terus hidup dalam setiap kebijakan yang lahir, setiap nelayan yang tersentuh kemajuan digital, dan setiap produk perikanan Sulsel yang menembus pasar dunia. Inilah kisah tentang metamorfosis ekonomi pesisir, yang ditulis dengan tinta optimisme dan semangat kolaborasi.


Tidak ada komentar