

Di balik sorotan lampu panggung megah dan gegap gempita tepuk tangan di Studio Indosiar, ada satu nama dari pelosok Sulawesi Tenggara yang perlahan tapi pasti mencuri perhatian jutaan hati.
Namanya Muhammad Ilham, pemuda sederhana asal Kolaka yang kini melangkah mantap menuju panggung nasional setelah mengantongi Golden Ticket dalam audisi Dangdut Academy 7 (DA7).
Tampil dalam episode kelima audisi yang tayang Jumat, 13 Juni 2025, Ilham membawakan lagu Gembala Cinta dan Gulali di hadapan juri-juri kawakan seperti Soimah Pancawati, Dewi Persik, dan Wika Salim.
Suaranya mungkin belum seberkilau peserta-peserta lama, namun yang menjadikannya istimewa adalah ketulusan dan perjuangan panjang yang ia bawa dalam setiap bait lagu yang ia nyanyikan.
Dengan mata berkaca-kaca, Ilham menundukkan kepala menerima Golden Ticket yang akan membawanya ke babak Final Audition. Ia mengangkat tiket itu tinggi-tinggi, lalu mengecupnya dengan khidmat.
“Saya mempersembahkan Golden Ticket ini untuk orang tua saya. Untuk almarhum ayah saya, dan terutama untuk ibu saya yang selalu mendoakan saya. Ini bukan hanya tiket emas, tapi juga simbol dari semua doa dan dukungan teman-teman saya di Kolaka,” ujar Ilham dengan suara bergetar.
Tidak ada jalan pintas menuju mimpi
Mereka yang melihat kemenangan Ilham malam itu, mungkin tak menyangka bahwa langkahnya menuju panggung DA7 bukan datang dalam semalam.
Pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai kurir makanan dan barang itu, ternyata telah mencoba peruntungannya sejak lima tahun lalu.
Pada 2020 dan 2021, ia sempat mengikuti audisi Liga Dangdut Indonesia (LIDA), namun belum membuahkan hasil. Gagal sekali. Gagal dua kali. Tapi Ilham tidak patah semangat.
“Alhamdulillah, baru yang ketiga kalinya ini saya berhasil. Banyak orang yang bilang, kalau mimpi kita belum terkabul, mungkin karena kita belum siap menerimanya. Tapi saya terus belajar. Saya nyanyi sambil ngantar paket, latihan sambil istirahat. Saya hanya tahu satu hal, saya tidak boleh menyerah,” ungkapnya.
Lagu pertama saat audisi, katanya, sempat membuatnya ragu apakah ia layak melaju. Tapi ketika juri memberinya kesempatan untuk menyanyikan lagu kedua, ia merasa diberi napas baru untuk menunjukkan yang terbaik.
“Di lagu kedua, saya bilang dalam hati: ini bukan tentang saya lagi, ini tentang ibu saya, dan tentang mereka yang percaya bahwa saya bisa. Saya harus meyakinkan juri, tapi juga meyakinkan diri saya sendiri,” tambah alumni SMAN 1 Latambaga itu.
Tak seperti kebanyakan peserta yang telah mengenyam sekolah musik atau panggung-panggung besar, Ilham adalah anak jalanan dalam arti sebenarnya.
Ia tumbuh dari keluarga biasa. Sang ayah telah berpulang. Ibunya, Satria, adalah satu-satunya tempat ia pulang dan berpijak.
“Saya ini kurir. Saya tahu rasanya diterik matahari. Tapi saya juga tahu betapa berharganya mimpi ketika kita tidak punya apa-apa selain tekad. Musik dan nyanyi itu jalan saya untuk keluar dari sempitnya keadaan,” kata Ilham.
Ia menyadari bahwa lolos ke babak selanjutnya bukan akhir dari perjuangan. Justru sebaliknya, itu adalah awal dari ujian sesungguhnya. Ia kini bersiap dengan semangat baru, sekaligus membuka dirinya terhadap segala bentuk kritik.
“Saya tidak ingin cepat puas. Saya ingin berkembang. Saya siap menerima saran, kritik, bahkan yang paling pedas sekalipun. Karena saya tahu saya masih banyak kekurangan. Tapi saya tidak akan berhenti belajar,” ungkapnya.
Doa dari tanah Kolaka
Dukungan untuk Ilham tak hanya datang dari keluarga, tapi juga dari masyarakat Sulawesi Tenggara. Salah satu kerabatnya, Echa Panrita Lopi, menyampaikan betapa bangganya keluarga besar atas pencapaian Ilham.
“Kami semua di Kolaka menangis bahagia saat Ilham lolos. Ini bukan cuma kemenangan pribadi, tapi kemenangan kami semua. Ia membawa nama Kolaka ke Jakarta. Dan kami akan terus mendukungnya sampai final,” tutur Echa penuh haru.
Melalui pesan singkatnya, Ilham juga meminta doa kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Sultra dan Sulsel.
“Mohon doanya. Dari masyarakat Sulawesi Tenggara, Sulsel, dari Kolaka sampai Bulukumba. Semoga saya bisa terus melaju dan membawa kebanggaan buat kita semua. Saya ingin membuat ibu saya tersenyum,” imbuhnya.
Perjalanan Ilham belum usai. Golden Ticket membawanya ke babak Final Audition yang akan digelar mulai Minggu, 16 Juni hingga Selasa, 25 Juni 2025, disiarkan langsung setiap malam pukul 19.00 WIB di Indosiar.
Dari 56 peserta, hanya 21 kontestan terbaik yang akan dipilih oleh para juri dan pelatih dalam episode spesial bertajuk “D’Coach Memilih” pada 26 Juni.
Sebagai pembuka kompetisi utama, konser “Welcome Top 21 D’Academy 7” akan digelar pada 28 Juni, sebelum akhirnya kompetisi resmi dimulai pada 30 Juni 2025.
Ilham tahu, jalan di depan masih panjang. Tapi malam itu, di tengah gemerlap panggung Jakarta, ia telah membuktikan bahwa mimpi anak Kolaka tidak kalah bersinar.
Bahwa suara dari pelosok Sulawesi bisa menggema ke seluruh negeri, selama ia dibawa dengan niat tulus, kerja keras, dan cinta dari keluarga.
Dan untuk Ilham, satu langkah kecil di panggung dangdut malam itu bukan akhir, melainkan awal dari sebuah kisah besar yang sedang ia tulis dengan nada-nada penuh harapan.


Tidak ada komentar