Kabareditorial.com, Bulukumba — Di pelosok Desa Kindang, Kabupaten Bulukumba, tersimpan sebuah kisah kepemimpinan yang jarang diketahui oleh dunia luar.
Seorang kepala sekolah bernama Ismail, yang mungkin bagi sebagian orang terlihat seperti masyarakat biasa, telah menunjukkan bahwa dedikasi dan tindakan nyata adalah landasan utama bagi perubahan sosial.
Sejak tahun 2019, Ismail telah berjuang untuk memperbaiki jalan-jalan rusak di desanya. Bukan karena jabatan atau kewajibannya, tetapi karena kecintaannya pada desa dan keinginan melihat kemajuan untuk masyarakat sekitarnya.
Jalanan di Desa Kindang telah menjadi masalah bertahun-tahun. Setiap musim hujan, jalan-jalan yang dipenuhi lumpur kerap menyulitkan aktivitas warga, mulai dari anak-anak yang berangkat sekolah, petani yang menuju ladang, hingga ibu-ibu yang pergi ke pasar.
Sebagai kepala sekolah di Madrasah Aliyah (MA) Guppi Kindang, Ismail sering melihat anak-anak didiknya harus berjuang melintasi jalan-jalan yang rusak hanya untuk mencapai sekolah. Pemandangan ini memotivasi dirinya untuk berbuat sesuatu.
“Saya tidak bisa hanya duduk diam melihat warga dan murid saya kesulitan setiap hari karena kondisi jalan yang buruk. Jalan yang baik adalah kunci kemajuan desa. Kalau akses utama terhambat, bagaimana masyarakat bisa maju ?,” ujar Ismail dengan penuh semangat.
Ismail bukanlah seorang yang senang berbicara panjang lebar tentang kondisi desa. Ia lebih memilih untuk bertindak. Bersama warga setempat, ia bahu-membahu menimbun jalan-jalan berlubang dengan batu dan tanah.
Tak peduli apakah itu di tengah panas terik matahari atau hujan deras, Pak Ismail selalu siap turun ke lapangan dengan semangat yang tak pernah padam.
Dedikasi di tengah keterbatasan
Kepedulian Ismail terhadap perbaikan infrastruktur di desanya dimulai dari kesadaran bahwa perubahan besar sering kali harus dimulai dari tindakan kecil.
Sejak tahun 2019, ia secara rutin membantu menyediakan material untuk penimbunan jalan, meski sering kali dengan biaya sendiri.
Dalam berbagai kesempatan, ia juga mengumpulkan dana swadaya dari masyarakat desa, terutama dari para pemuda yang memiliki semangat serupa.
Proses penimbunan jalan ini tentu bukan pekerjaan yang mudah. Kendala utama yang sering dihadapi adalah minimnya sumber daya. Bahan baku yang terbatas dan akses yang sulit sering kali memperlambat pekerjaan.
Namun, hal tersebut tidak menyurutkan tekad Ismail. Ia percaya bahwa langkah sekecil apa pun, jika dilakukan secara konsisten, akan memberikan dampak besar bagi masyarakat dalam jangka panjang.
“Saya tidak pernah minta imbalan. Saya hanya ingin melihat masyarakat bisa menjalani aktivitasnya dengan lebih mudah. Kalau jalan baik, ekonomi desa juga akan lebih berkembang,” tutur Ismail.
Kerjasama dengan pemuda desa dan masyarakat
Kekuatan utama yang menopang aksi Ismail adalah dukungan dari para pemuda desa. Bersama mereka, Ismail merancang berbagai kegiatan gotong royong.
Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, mereka berhasil mengumpulkan dana untuk membeli material yang diperlukan, seperti batu, tanah, dan pasir.
Aksi gotong royong ini tidak hanya memperbaiki jalan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara warga desa.
“Saya sangat terinspirasi oleh pak Ismail. Beliau adalah contoh pemimpin yang memikirkan rakyatnya. Kami, sebagai pemuda, selalu siap membantu karena beliau menunjukkan dengan tindakan, bukan hanya kata-kata,” ujar Rahmawati Amjar, salah seorang tokoh pemuda setempat.
Ismail jarang sekali meminta pengakuan atas apa yang telah ia lakukan. Baginya, kontribusi nyata lebih berharga daripada sekadar pujian.
Setiap kali warga desa melihat jalan yang telah diperbaiki dan merasakan manfaatnya, itulah kebahagiaan tersendiri bagi Ismail.
Momen di mana seorang ibu tersenyum karena anaknya bisa berjalan ke sekolah tanpa harus kotor-kotoran atau seorang petani yang bisa mengangkut hasil buminya dengan lancar adalah pencapaian yang jauh lebih berharga daripada apa pun.
Kepemimpinan yang menginspirasi
Kisah Ismail telah menyebar luas di kalangan masyarakat Desa Kindang dan sekitarnya. Bagaimana tidak, tindakannya yang sederhana namun konsisten telah mengubah pandangan banyak orang tentang arti kepemimpinan.
Bagi warga desa, Ismail adalah contoh nyata bahwa seorang pemimpin tidak harus memiliki jabatan tinggi atau kewenangan formal. Kepemimpinan yang sejati, bagi mereka, adalah keberanian untuk mengambil tanggung jawab dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Pak Ismail orangnya sederhana, tapi tindakannya luar biasa. Beliau selalu ada untuk masyarakat, membantu penimbunan jalan di desa ini sejak 2019 hingga sekarang. Beliau tidak pernah meminta apa-apa, kecuali melihat senyum warga yang puas,” ungkap Suba’, salah seorang warga dengan penuh rasa kagum.
Ismail juga membuktikan bahwa perubahan tidak selalu datang dari pusat kekuasaan atau pemerintah. Meski pemerintah daerah sering kali terbatas oleh anggaran dan birokrasi, aksi warga seperti yang dilakukan oleh Ismail menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari akar rumput.
Inisiatif lokal dan semangat gotong royong adalah kunci keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan di desa-desa terpencil.
Harapan untuk masa depan
Kini, pada tahun 2024, lima tahun setelah pertama kali memulai aksi perbaikan jalan, Pak Ismail masih tetap aktif berkontribusi untuk desanya.
Jalan-jalan di Desa Kindang memang belum sepenuhnya sempurna, namun progres yang telah dicapai sangatlah signifikan.
Warga berharap bahwa kisah Ismail bisa menginspirasi pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan infrastruktur di desa-desa terpencil seperti Kindang.
“Saya berharap, dengan apa yang kami lakukan, pemerintah bisa melihat dan turut membantu. Jalan yang baik bukan hanya tanggung jawab satu orang atau satu kelompok, tapi tanggung jawab kita semua,” kata Ismail.
Kisah Ismail adalah bukti bahwa setiap individu memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan. Dengan dedikasi dan kerja keras, ia telah menunjukkan bahwa kontribusi nyata, sekecil apa pun, memiliki dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Di tengah tantangan pembangunan yang sering kali lambat, sosok seperti Pak Ismail memberi harapan bahwa masa depan yang lebih baik bisa dicapai dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten.
Semoga kisah inspiratif ini terus menggema, tidak hanya di Desa Kindang, tetapi juga di seluruh penjuru negeri, menginspirasi lebih banyak orang untuk mengambil tindakan nyata demi kemajuan bersama.