Kabareditorial.com, Makassar — Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Sulawesi Selatan tumbuh positif per April 2024. Hal itu diketahui dari laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan.
Berbagai sektor IKNB mencatatkan pertumbuhan year-on-year (yoy) yang signifikan, menunjukkan pemulihan dan perkembangan sektor keuangan di luar perbankan.
Perusahaan pembiayaan mencatat pertumbuhan total piutang sebesar 12,69 persen (yoy), mencapai Rp18,29 triliun. Kinerja ini didukung oleh tingkat kredit bermasalah (NPF) yang terkendali di angka 2,00 persen.
Sektor modal ventura juga menunjukkan pertumbuhan, meski lebih moderat, dengan total pembiayaan naik 1,13 persen (yoy) menjadi Rp389 miliar.
NPF sektor ini mengalami perbaikan, turun dari 6,72 persen pada April 2023 menjadi 5,90 persen pada April 2024.
Pergadaian mencatatkan pertumbuhan paling signifikan, dengan pinjaman yang disalurkan melonjak 29,23 persen (yoy) menjadi Rp6,54 triliun.
Hal ini menunjukkan tingginya permintaan masyarakat terhadap layanan pergadaian di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.
Fintech peer-to-peer lending (Fintech P2PL) juga menunjukkan perkembangan pesat. Outstanding pinjaman tumbuh 34,10 persen (yoy) mencapai Rp1,35 triliun, dengan tingkat wanprestasi yang terjaga di angka 1,56 persen.
Jumlah rekening penerima pinjaman aktif meningkat 3,23 persen (yoy) menjadi 371.032 rekening, menunjukkan meluasnya jangkauan layanan keuangan digital di Sulawesi Selatan.
Meski menghadapi tantangan ekonomi global, industri penjaminan di Sulawesi Selatan berhasil mempertahankan pertumbuhan positif dengan outstanding penjaminan naik 0,89 persen (yoy) menjadi Rp683 miliar.
OJK menyatakan bahwa pertumbuhan positif di berbagai sektor IKNB ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan non-bank dan efektivitas kebijakan yang mendukung perkembangan sektor ini di Sulawesi Selatan.