Kabareditorial.com, Makassar — Di bawah langit senja yang memayungi Center Point of Indonesia, Makassar, semangat para petani Sulawesi Selatan kembali terpompa.
Pemerintah Provinsi Sulsel baru saja meluncurkan program mandiri benih tahap kedua, sebuah lanjutan dari kesuksesan tahap pertama yang telah mengubah wajah pertanian daerah ini.
Bayangkan hamparan sawah seluas 100.000 hektare yang akan ditanami dengan 2.500 ton benih padi unggul. Inilah skala ambisi program yang digagas Pemprov Sulsel untuk memastikan setiap butir padi yang tumbuh adalah benih berkualitas terbaik.
“Ini bukan sekadar bantuan, tapi investasi masa depan untuk ketahanan pangan kita,” ujar Dg Bani, seorang petani perwakilan Gowa yang hadir pada seremoni peluncuran Mandiri Benih di CPI, Kamis (01/12/2022).
Kesuksesan tahap pertama program ini, yang diluncurkan pada 22 April lalu, ternyata bukan isapan jempol belaka.
Data statistik menunjukkan lonjakan produksi padi yang mencengangkan. Tahun 2022 mencatat produksi sebesar 5,34 juta ton, meningkat 4,90% atau setara dengan 205.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Angka-angka ini bukan sekadar deretan nominal, tapi representasi dari kerja keras dan harapan yang tumbuh di setiap ladang.
Untuk tahap kedua ini, pemerintah tidak main-main. Sebanyak 1.300 ton benih padi siap disalurkan untuk musim tanam Oktober 2022 hingga Maret 2023. Bahkan hingga saat ini, 985.000 kg telah sampai ke tangan para petani, dengan sisa 318.000 kg yang akan menyusul pada awal Desember.
Namun, cerita sukses ini tidak berhenti pada padi semata. Dalam acara peluncuran, terlihat juga deretan bibit kakao, kopi, cengkeh, dan pala yang siap didistribusikan.
Belum lagi benih jagung hibrida yang menjanjikan hasil berlimpah. Untuk memastikan modernisasi pertanian berjalan seiring, bantuan alat mesin pertanian pun turut disertakan.
Yang menarik, perhatian pemerintah juga menjangkau sektor peternakan. Semen beku untuk inseminasi buatan sapi dan kerbau menjadi bukti bahwa visi pembangunan pertanian Sulsel bersifat komprehensif dan berjangka panjang.
Abdul Gafar, Kepala UPT Balai Benih Tanaman Pangan, menjelaskan dengan antusias, “Benih yang kami kembangkan ini khusus disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim Sulsel. Hasilnya? Produktivitas bisa meningkat hingga 2 ton per hektar,” katanya.
Klaim ini bukan tanpa bukti. Dalam setahun pelaksanaannya, program ini telah berhasil menambah produksi padi Sulsel hingga lebih dari 250.000 ton. Sebuah pencapaian yang membuat provinsi ini semakin kokoh sebagai salah satu lumbung padi nasional.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, Program Mandiri Benih tidak hanya tentang meningkatkan produksi. Ini juga tentang memberdayakan petani lokal. Di beberapa daerah, petani dilatih untuk menjadi penangkar benih, menciptakan sumber pendapatan baru bagi mereka.
“Ini bukan hanya tentang beras,” tegas Sudirman. “Ini tentang membangun kemandirian dan kesejahteraan petani kita,” tambahnya.
Namun, seperti setiap inovasi, program ini juga menghadapi tantangan. Namun, masalah pupuk tidak dilupakan. Pengurangan subsidi pupuk masih menjadi beban berat bagi petani.
Pemprov Sulsel kata Sudirman, telah memulai mengembangkan pupuk organik lokal untuk melengkapi program Mandiri Benih.
“Kita ingin pertanian Sulsel tidak hanya produktif, tapi juga berkelanjutan,” jelas Sudirman.