Kabareditorial.com, Makassar — Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Muhammad Arsjad berharap seluruh stakeholder bersinergi untuk mengedukasi masyarakat terkait program Desa Ketahanan Pangan.
“Saya berharap mudah-mudahan kita bisa mengedukasi masyarakat menyebarluaskan, bahwa ini adalah suatu gerakan bersama yang nantinya akan kembali kepada penguatan ketahanan pangan di Sulawesi Selatan yang jauh lebih baik lagi,” katanya pada pembukaan Sosialisasi Program Desa Ketahanan Pangan Provinsi Sulsel Tahun 2023 di Hotel Novotel, Makassar, Kamis (30/112/2023).
Dirinya berharap sosialisasi ini, bisa menyamakan persepsi antar seluruh stakeholder terkait mewujudkan program Desa Ketahanan Pangan.
“Bagaimana kita melakukan itu, bagaimana mempersiapkan itu, bagaimana kita mengevaluasi itu, dan juga rencana-rencana kita kedepan dalam bentuk kegiatan lomba,” ujarnya.
Ia pun berharap dukungan dari seluruh stakeholder terkait termasuk Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mempersiapkan dalam menggalakkan program Desa Ketahanan Pangan.
“Jadi kita tahu kalau berbicara tentang ketahanan pangan tentu tidak hanya berbicara masalah ketersediaan dan pemenuhan pangan, kita tidak hanya bicara keterjangkauan, tapi juga berbicara bagaimana manfaat dan keamanan pangan itu,” tambahnya.
Empat pilar ini kata Arsyad harus dipastikan bahwa semua sudah dilakukan secara baik dan terukur di tingkat desa dan kelurahan.
Melalui sosialisasi ini, lanjut Arsjad, menjadi momentum untuk menyadari bahwa pangan itu bukan hanya tanggungjawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, tapi ini menjadi urusan bersama.
“Karena ini adalah urusan yang wajib. Kita berharap gerakan ketahanan pangan ini akan disupport seluruh pihak untuk memberikan penguatan ketahanan pangan yang efeknya kita berharap terpenuhi pangan kita secara stabil,” tuturnya.
Tahun 2023 ini, lanjut dia, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin telah mencanangkan model pengembangan ketahanan pangan yang berbasis budidaya pisang.
“Kenapa pisang? Karena ini adalah tanaman yang familiar dengan keluarga, mudah dibudidaya, memiliki nilai ekonomis karena memiliki peluang dan pangsa ekspor. Jadi kita berharap Sulsel ini kedepan tidak hanya menjadi lumbung pangan beras, tapi juga menjadi sentra penghasil pisang terbesar di Indonesia,” pungkasnya.
Dengan adanya gerakan diversifikasi hortikultura ini, diharapkan ada penyeimbang yang bisa memberi penguatan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
“Kita berharap kegiatan ini efeknya bisa mengarah pada penurunan kemiskinan, karena kita akan membuat ruang-ruang usaha, peluang kerja dan tentunya ini bisa dimanfaatkan masyarakat kita yang ada di desa dan kelurahan,” imbuhnya.