“Alhamdulillah, ini semua berkat ridho Allah SWT,” ucapnya penuh syukur usai pengambilan sumpah jabatan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Papua, Amin Sutino.
Di bawah langit Papua yang cerah, Kamis (31/10/2024) menjadi penanda sejarah baru bagi 45 wakil rakyat terpilih. Di antara mereka, sosok sederhana bernama H. Wagus Hidayat berdiri tegak, mengenakan jas hitam rapi, siap mengukir jejak pengabdiannya di kursi DPR Papua.
Pria yang akrab disapa Haji Dayat ini melangkah mantap memasuki ruang sidang paripurna, diiringi senyum bangga sang istri, Hj. Suryati, beserta keluarga dan para pendukung setianya.
Namun, di balik momen sakral pelantikan itu, tersimpan kisah perjuangan yang menguras air mata dan keringat.
“Alhamdulillah, ini semua berkat ridho Allah SWT,” ucapnya penuh syukur usai pengambilan sumpah jabatan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Papua, Amin Sutino.
Perjalanan Dayat menuju kursi legislatif tak semulus jalan tol. Setelah berhasil mengumpulkan 4.104 suara dari Dapil 3 Kabupaten Jayapura, ia justru dinyatakan tak lolos dalam 9 besar suara terbanyak versi KPU. Fakta ini bertolak belakang dengan realitas di lapangan.
Namun, Dayat tak menyerah. Bersama PKS, ia berjuang lewat jalur hukum – dari Bawaslu, Gakkumdu, hingga akhirnya Mahkamah Konstitusi membuka tabir kebenaran.
“Putusan MK adalah bukti bahwa keadilan masih berpihak pada fakta dan kebenaran,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca, sebagaimana disadur dari redaksi semuwaberita.com.
Politisi berpengalaman ini menyimpan pesan mendalam bagi siapa pun yang bermimpi terjun ke dunia politik.
“Politik bukan tentang menang-kalah atau status sosial. Ini tentang pengabdian pada masyarakat,” tegasnya dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan.
Di tengah gegap gempita pelantikan, Dayat tak lupa pada akar kemenangannya – kepercayaan rakyat.
“Terima kasih atas amanah ini. Insya Allah, saya akan bekerja maksimal untuk Papua yang lebih baik,” janjinya.
Sementara itu, Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong dalam sambutannya berharap para wakil rakyat baru ini dapat menjadi mitra dalam mengawal demokrasi, khususnya dalam pelaksanaan Pilkada serentak di Bumi Cendrawasih.
Kisah Wagus Hidayat adalah potret perjuangan demokrasi di tanah Papua. Sebuah pengingat bahwa di balik setiap kursi wakil rakyat, ada cerita tentang tekad, kejujuran, dan pengabdian yang tak kenal lelah.