Kabareditorial .com, Makassar –Pemilihan Wali kota Makassar sebentar lagi akan dilaksanakan tepatnya 27 November 2024, setidaknya sekitar 1 juta daftar pemilih yang akan memberikan hak pilihnya di Tempat pemungutan suara (TPS) yang disediakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Namun acap kali setiap kontestasi Pemilihan kepala daerah (Pilkada) kerap ditemui pelanggaran politik uang yang dilakukan oleh oknum bagi pasangan calon, hal ini harus menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya di kota Makassar.
Pengamat Ekonomi Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, Lukman Setiawan menuturkan bahaya money politik atau politik uang akan membahayakan bagi pertumbuhan ekonomi kedepannya, Ia menjelaskan pemberian uang kepada masyarakat tertentu memang secara langsung menghidupkan ekonomi namun hanya sementara waktu.
“Bisa saja pada saat terpilih, setiap calon yang menjadi pemenang akan berpikir uang yang telah dihamburkan bagaimana caranya supaya cepat kembali,” katanya, Jumat 23 Agustus 2024.
Lukman setiawan menjelaskan akibat dari money politik tersebut calon yang terpilih besar kemungkinan melakukan penyimpangan kedepannya untuk bagaimana lebih memikirkan kepentingan pribadi maupun kelompok tanpa memerhatikan kesejahteraan warganya sendiri.
“ini kan suatu model pembelajaran yang tidak bagus yang nanti efeknya jangka panjang, terhadap pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Sehingga kata dia agar kiranya pemilih untuk cerdas dalam menentukan pilihnya jangan karena hanya pemberian uang kepada paslon tertentu dapat merusak jangka panjang bagi pertumbuhan perekonomian warga.
” Nah ini yang harus ditekankan bahwa di dalam proses pemilihan uang itu penting tapi jangan dipergunakan untuk melakukan proses penyimpangan terkait dengan keterpilihan,” tutupnya.
Berita Terkait