Kabareditorial.com, Gowa — Pemilu 2024 menjadi atensi sejumlah pihak. Termasuk dari kalangan tokoh adat. Pemilu dianggap sebagai momentum untuk makin menumbuhkan nilai-nilai budaya.
Tokoh Adat Gowa, Hamzah Karaeng Gajang menilai momen pemilihan umum kerap menjadi ajang persaingan pilihan politik. Padahal, esensi dari pemilu adalah memilih pemimpin dan wakil rakyat secara demokratis.
“Pertama yang ingin saya sampaikan kepada saudara-saudara saya supaya kita tetap memelihara, tetap menciptkan suasana persaudaraan sehingga tidak menimbulkan riak apalagi gejolak,” tukas Karaeng Gajang.
Dengan menjaga persaudaraan, Karaeng Gajang menyebut akan terlaksana pemilu yang aman dan kondusif.
Disisi lain, peran pemuka agama agar tidak ikut terlibat politik praktis dengan mencampur adukkan dakwah dengan isu-isu politik identitas.
“Tolonglah terutama para da`I para muballigh janganlah kita mencampur adukkan antara politik dengan agama dalam hal menyampaikan dakwah-dakwah ataukah ceramah-ceramah. Kalau istilah kerennya sekarang janganlah menggunakan politik identitas begitu,” tandasnya.
Selain itu, Hamzah menilai yang perlu diantisipasi saat ini adalah penyebaran berita hoax yang kian massif menjelang pemilu. Penyebarluasan berita bohong tanpa sumber yang valid dinilai dapat memicu kontroversi.
Masyarakat diminta untuk tidak terprovokasi dengan iming-iming money politik yang bisa merusak proses pemilu dan masa depan bangsa Indonesia.
“Jadi pada intinya bahwa tolong saya point pentingnya yang pertama bahwa mendekati tahun politik supaya tetap terpelihara keamanan. Ada pesan kita punya leluhur yang perlu kita camkan dan pegang, manna ronrong buttaya resa rappaka linoa tau Gowaya siama-ama` tonji, ini yang perlu kita pegang sebaga pesan leluhur, jangan kita terbawa arus,” tutup Karaeng Gajang.