Tak Sekadar Janji, Beasiswa Patria Artha Jadi Gerbang Harapan Anak Kaltara
“Yang penting bagi saya sekarang bukan lagi perdebatan itu. Tapi bahwa kami sudah berbuat nyata. Kami bantu orang tua, kami ringankan beban pemerintah, dan yang terpenting, kami bukakan jalan anak-anak Kaltara melalui perguruan tinggi guna menuju masa depan yang cerah, gemilang dan sukses,” tuturnya.
Kabareditorial.com, Gowa —
Waktu berlari cepat, seperti air di sungai Kayan yang tak pernah menoleh ke hulu. Empat tahun sudah berlalu sejak mimpi itu dilontarkan. Bukan dari panggung seremoni, bukan pula dari janji-janji manis pemilihan. Tapi dari sebuah langkah nyata, bernama beasiswa Yayasan Patria Artha (YPA), yang kini sudah memasuki angkatan keempat.
Agustus tahun ini, tepatnya tanggal 4, pintu itu kembali dibuka. Test Potensi Akademik untuk calon mahasiswa baru asal Kalimantan Utara akan digelar di Kantor Gubernur Kaltara, Tanjung Selor.
Bukan hanya sebagai tahapan seleksi, tapi juga momen untuk memaparkan harapan dan menumbuhkan keyakinan di hadapan para orang tua, bahwa kuliah bukan lagi mimpi mahal yang mustahil diraih.
Di sudut kampus Universitas Patria Artha, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rektor UPA Dr. Bastian Lubis berbicara pelan tapi penuh tekad.
“Dulu sempat diperdebatkan. Bahkan masuk dalam segmen debat kandidat Pilgub di Metro TV. Tapi ketika yang lain masih sibuk berwacana, kami bersama Gubernur Zainal sudah mulai jalan,” katanya dengan nada tenang, Sabtu (12/7/2025).
Dr. Bastian mengisahkan, sejak tahun akademik 2021/2022, sudah ada sekitar 755 mahasiswa Kaltara yang kuliah di UPA melalui program beasiswa ini. Semuanya dibiayai penuh oleh dana murni Yayasan Patria Artha tanpa menyentuh APBN, APBD, atau kantong orang tua.
“Yang penting bagi saya sekarang bukan lagi perdebatan itu. Tapi bahwa kami sudah berbuat nyata. Kami bantu orang tua, kami ringankan beban pemerintah, dan yang terpenting, kami bukakan jalan anak-anak Kaltara melalui perguruan tinggi guna menuju masa depan yang cerah, gemilang dan sukses,” tuturnya.,” tuturnya.
Sejumlah mahasiswa penerima beasiswa Yayasan Patria Artha di UPA asal Kalimantan Utara berpose bersama dosen pembimbing usai lulus dalam program pendidikan sarjana.
Tahun ini, lulusan D3 Kebidanan dari jalur beasiswa telah menyelesaikan studi. Mereka bukan hanya meraih gelar A.Md.Keb., tapi juga membawa sertifikasi kompetensi dari BNSP, bahkan sudah memegang Surat Izin Praktik dari Kementerian Kesehatan.
“Mereka lulus bukan hanya sebagai bidan, tapi sebagai profesional. Dan itu penting. Kita tidak hanya menguliahkan, tapi mempersiapkan mereka benar-benar siap kerja,” tambah Dr. Bastian.
Kini, mahasiswa penerima beasiswa dari program studi sarjana juga mulai bersiap mengajukan proposal skripsi. Targetnya jelas, lulus tepat waktu dengan kompetensi yang bisa diandalkan.
Kedisiplinan menjadi ruh di kampus ini. Kegiatan kemahasiswaan ditata, waktu kuliah diawasi, dan setiap mahasiswa diingatkan bahwa perjuangan mereka bukan sekadar kuliah gratis, tapi tanggung jawab besar atas kesempatan yang telah mereka terima.
“Saya juga mengajak pimpinan perguruan tinggi di Kaltara untuk melakukan hal serupa. Memberikan beasiswa, tanpa membebani anggaran pemerintah apalagi orang tua. Ini cara kita memberi harapan tanpa syarat,” ujar sang Rektor.
UPA sendiri kini sudah banyak mencatat prestasi akademik. Sebagian besar program studi sudah mengantongi status “Akreditasi Amat Baik Sekali” dari Lembaga Akreditasi Mandiri.
Para lulusan tidak hanya menggenggam ijazah, tapi juga sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Badan Standarisasi Nasional (BSN), bekal penting untuk bersaing di dunia kerja yang makin selektif.
“Kami ingin SDM Kaltara tak hanya jadi penonton saat investasinya tumbuh. Kami ingin mereka jadi pelaku utama di daerahnya sendiri,” tutup Dr. Bastian.
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar